Rabu, 29 Agustus 2007

KETIKA AIR BERUBAH

Pada zaman dahulu, Kidir, Guru Musa, memberi peringatankepada manusia. Pada hari tertentu, katanya, semua airdidunia yang tidak disimpan secara khusus akan lenyap.Sebagai gantinya akan ada air baru, yang mengubah manusiamenjadi gila. Hanya seorang yang menangkap makna peringatan itu. Iamengumpulkan air dan menyimpannya di tempat yang aman.Ditunggunya saat yang di sebut-sebut itu. Pada hari yang dipastikan itu, sungai-sungai berhentimengalir, sumur-sumur mengering. Melihat kejadian itu, orangyang menangkap makna peringatan itupun pergi ketempatpenyimpanan dan meminum airnya. Ketika dari tempat persembunyiannya itu ia menyaksikan airterjun kembali memuntahkan air, orang itu pun menggabungkandirinya kembali dengan orang-orang lain. Ternyata mereka itukini berpikir dan berbicara dengan cara sama sekali laindari sebelumnya; mereka tidak ingat lagi apa yang pernahterjadi, juga tidak ingat sama sekali bahwa pernah mendapatperingatan. Ketika orang itu mencoba berbicara denganmereka, ia menyadari bahwa ternyata mereka telahmenganggapnya gila. Terhadapnya, mereka menunjukkan rasabenci atau kasihan, bukan pengertian. Mula-mula orang itu tidak mau minum air yang baru; setiaphari ia pergi ke tempat persembunyiannya, minum airsimpanannya. Tetapi, akhirnya ia memutuskan untuk meminumsaja air baru itu; ia tidak tahan lagi menderita kesunyianhidup; tindakan dan pikirannya sama sekali berbeda denganorang-orang lain. Ia meminum air baru itu, dan menjadiseperti yang lain-lain. Ia pun sama sekali melupakan airsimpanannya, dan rekan rekannya mulai menganggapnya sebagaiorang yang baru saja waras dari sakit gila. Catatan Orang yang dianggap menciptakan kisah ini, Dhun-Nun, seorangMesir (meninggal tahun 860), selalu dihubung-hubungkandengan suatu bentuk Perserikatan Rahasia. Ia adalah tokohpaling awal dalam sejarah Kaum Darwis Malamati, yang olehpara ahli Barat sering dianggap memiliki persamaan yang eratdengan keahlian anggota Persekutuan Rahasia. Konon, Dhun-Nunberhasil menemukan arti hieroglip Firaun. Versi ini dikisahkan oleh Sayid Sabir Ali-Syah, seorangulama Kaum Chishti, yang meninggal tahun 1818.

Tidak ada komentar: